Pratinjau Liga Europa UEFA: Liverpool vs Man Utd Adu Fisik Dua Raksasa Inggris di Kompetisi Kelas Dua Eropa


Liverpool akan menjamu Manchester United pada leg pertama babak 16 besar Liga Europa Jumat (11/03/2016) dinihari WIB di Anfield. Tak bisa dipungkiri, pertemuan dua kesebelasan Inggris adalah salah satu yang terbesar di dunia.

Sudah lama sekali Liga Europa kehilangan tajinya dan kalah pamor dari Liga Champions. Label "Liga Malam Jumat" kerap melekat di liga antarklub Eropa ini. Namun, pada musim ini pamor Liga Europa meningkat pesat. Alih-alih dianggap sebagai liga kasta kedua di Eropa, sekarang Liga Europa sudah disejajarkan dengan "Liga Champions KW super". Masih ada tim seperti Borussia Dortmund, Tottenham Hotspur, Athletic Bilbao, Valencia, juara bertahan Sevilla, dan tentunya Liverpool dan Manchester United.

Jika membicarakan sejarah, Liverpool dan MU sama-sama kesebelasan yang sukses di Eropa. Tetapi Liverpool-lah yang lebih sukses dengan 5 gelar Liga Champions dan 3 gelar Piala UEFA, sementara "Setan Merah" memiliki 3 gelar Liga Champions dan belum pernah sekalipun memenangi Liga Europa atau Piala UEFA.

Keduanya bisa dibilang sudah kehilangan harapan untuk menjuarai Liga Primer Inggris, sehingga kejayaan di Liga Europa akan menjadi satu-satunya rute terbaik mereka untuk lolos ke Liga Champions. Inilah yang akan menjadikan pertandingan ini adalah pertandingan besar, meskipun hanya terjadi di "Liga Malam Jumat".

Manchester United masih akan mengandalkan beberapa pemain muda

Ada sebuah kutipan legendaris dari legenda Liverpool, Alan Hansen, ketika MU dikalahkan Aston Villa 1-3 di laga pembuka kompetisi musim 1995/1996. Kala MU menurunkan Paul Scholes, David Beckham, Nicky Butt, dan Gary Neville yang masih sangat muda, masih anak-anak. Alex Ferguson pun belum menyandang gelar 'Sir'.

Hansen bilang, "you can't win anything with kids." -- kalian tidak bisa memenangkan apa-apa dengan anak-anak. Ucapan itu kelak berbalik menjadi bumerang dan olok-olok yang beredar sampai hari ini. Kita sama-sama tahu kalau "anak-anak" Class of 1992 United adalah generasi yang sukses bukan hanya di United, tetapi juga di Eropa dan dunia.

Hal yang sama berlaku juga untuk manajer The Red Devils saat ini, Louis van Gaal. Selain karena kebiasaannya menurunkan pemain muda, faktor cedera juga lah yang membuat manajer asal Belanda ini menurunkan banyak pemain muda United yang sebenarnya masih ingusan.

Sebut saja Marcus Rashford yang langsung mencetak dua gol di debutnya di Liga Europa menghadapi FC Midtjylland. Dua gol juga yang bocah 18 tahun ini cetak beberapa hari setelahnya saat menghadapi Arsenal di Liga Primer.

Selain Rashford, ada banyak nama yang bisa kita kenali dari bocah-bocah United akhir-akhir ini, antara lain Jesse Lingard, Cameron Borthwick-Jackson, William Keane, Donald Love, Patrick McNair, Regan Poole, James Weir, Joe Riley, Timothy Fosu-Mensah, dan Guillermo Varela.

Empat nama yang disebutkan paling awal memang harus absen karena berbagai alasan (akumulasi kartu dan cedera), tapi Van Gaal masih bisa mengandalkan sisanya.

Secara materi pemain, Liverpool kali ini lebih unggul

Selain empat pemain muda di atas (Lingard, Borthwick-Jackson, Keane, dan Love) yang harus absen, masih ada kapten Wayne Rooney, Luke Shaw, Ashley Young, Phil Jones, Adnan Januzaj, dan Matteo Darmian yang masuk ke dalam daftar pemain "Setan Merah" yang harus menepi karena cedera.

Ditambah Bastian Schweinsteiger dan Luis Antonio Valencia yang masih meragukan, United dipastikan kehilangan 10 sampai 12 pemainnya.

Lain halnya dengan Liverpool yang hanya harus kehilangan empat atau lima pemainnya, yaitu Daniel Ings, Joe Allen, Joseph Gomez, dan Martin Sktrel, serta James Milner yang masih meragukan.

Philippe Coutinho diistirahatkan pada akhir pekan yang lalu dan diperkirakan akan kembali ke susunan sebelas pemain utama dini hari nanti. Begitu juga dengan Daniel Sturridge dan Nathaniel Clyne.

Khusus untuk Sturridge, sejauh musim ini ia masih kesulitan dengan baru mencetak tiga gol, hanya satu gol lebih sedikit dari Rashford yang baru bermain di tim senior tidak lebih dari satu bulan lamanya.



Juergen Klopp sudah terang-terangan mengkritik masalah kebugaran Sturridge yang sudah berusia 26 tahun, seharusnya ia sedang berada pada puncak performa di usia sekarang. Meskipun sebenarnya Sturridge sudah terlihat menjanjikan sejak kembali dari cedera, pertanyaan masih sama, yaitu apakah ia cocok dengan skema dan taktik gegenpressing a la Klopp?

Ia adalah seorang poacher sejati. Eks pemain Manchester City dan Chelsea ini memang tidak identik dengan permainan menekan, sebuah penekanan dari Klopp untuk para pemainnya, tak terkecuali penyerang.

Namun, dengan Christian Benteke yang masih belum menunjukkan performa gemilangnya, Divock Origi yang juga masih "mentah", dan Ings yang masih cedera panjang karena ACL, bukan tidak mungkin Sturridge akan menjadi jawaban bagi lini serang Liverpool.

Kita juga tidak boleh melupakan Roberto Firmino yang sudah fasih bermain sebagai penyerang bagi "Si Merah". Yang jelas, secara materi pemain, Klopp akan lebih leluasa mengatur skuatnya daripada Van Gaal yang kepusingan karena banyak pemainnya cedera.



Adu fisik, taktik, dan semangat juang

Juan Manuel Mata diusir saat United kalah 0-1 menghadapi West Bromwich Albion pada pertandingan akhir pekan yang lalu di Liga Primer. Akumulasinya memang tidak akan merambat sampai ke kompetisi Eropa. Tetapi ada kemungkinan ia akan dicadangkan karena Van Gaal menganggap kesalahannya adalah fatal saat menghadapi West Brom tersebut.

Jika Mata bermain, ia akan lebih cocok mengawali posisinya sebagai peran pemain nomor 10 di belakang striker, mengingat Rooney masih harus absen, Anthony Martial dan Rashford yang bisa bergantian bermain melebar dan menyerang, dan Memphis Depay yang mulai menunjukkan performa gemilangnya terutama di Eropa.

Tapi, satu hal menarik dari skuat United adalah Marouane Fellaini. Pemain kribo asal Belgia ini menjadi pemain cadangan yang tidak bermain pada saat melawan West Brom. Ia bisa saja menjadi kunci bagi lini tengah United dalam meladeni gegenpressing a la Klopp.

Permainan yang memaksimalkan kemampuan fisik bisa menguras stamina para pemain Liverpool yang terus-menerus melakukan pressing, terutama lini belakang mereka yang sudah melakukan kesalahan (defensive error) sebanyak 25 kali dan 8 di antaranya berbuah gol (error led to goal).

Namun, sepertinya United tetap akan mengandalkan Morgan Schneiderlin sebagai gelandang bertahan. Perannya akan dibantu oleh Michael Carrick yang kali ini sudah bisa bermain sebagai gelandang (bukan bek tengah) karena Chris Smalling sudah sembuh dari cedera.



Tingkat intercept kedua kesebelasan sangat menarik, dengan keduanya sudah mencetak lebih dari 400 intercept di Liga Primer (Liverpool 405, United 461). Ini menandakan bukan hanya fisik, tetapi aspek taktik dan pemahaman kesadaran ruang juga menjadi kekuatan utama kedua kesebelasan.

Hal pembeda selain dari adu fisik dan taktik dari kedua kesebelasan mungkin nantinya terletak pada semangat juang di mana United bisa saja lebih unggul jika mereka banyak menurunkan pemain muda. Namun, hal ini juga bisa saja menjadi bumerang untuk Van Gaal.

Kesimpulan

Pertandingan dinihari nanti akan menjadi pertemuan pertama bagi Liverpool dan Manchester United di kancah Liga Europa. Louis van Gaal sudah memenangkan empat atau seluruh pertandingannya melawan Liverpool musim ini.

Namun, "Setan Merah" hanya berhasil menang sebanyak empat kali dari 15 pertandingan tandang terakhir mereka di segala kompetisi di musim ini.

Jika mengesampingkan urusan kalah dan menang, United sebenarnya sudah menjadi kesebelasan yang efektif di kandang lawan. Mereka hanya gagal mencetak gol pada empat dari 22 pertandingan tandang mereka di segala kompetisi di musim ini. Mengingat di kompetisi seperti Liga Europa, gol tandang akan sangat penting.

Untuk Liverpool, mereka hanya baru kalah sebanyak empat kali dari 24 pertandingan di Anfield. Meskipun begitu, kemungkinan pertandingan akan berakhir imbang juga cukup besar dengan mereka yang sudah imbang 8 kali di kandang, ini adalah jumlah yang sangat banyak.

Akan sulit memprediksi hasil pertandingan. Jangankan hasilnya, susunan pemain dari Louis van Gaal juga kemungkinan besar akan sulit diterka lantaran banyaknya pemain cedera dan hobinya mengorbitkan pemain muda.

Berbicara di atas kertas, Liverpool tentunya lebih diunggulkan. Dari faktor sejarah, pengalaman berkompetisi di "Liga Malam Jumat", bermain di kandang, materi pemain yang tidak terlalu banyak diganggu masalah cedera dan akumulasi, serta hasil dari pertandingan terakhir.

Namun di atas lapangan, pertandingan sesungguhnya baru akan berlangsung dini hari nanti.


====

* Dianalisis oleh @panditfootball

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Pratinjau Liga Europa UEFA: Liverpool vs Man Utd Adu Fisik Dua Raksasa Inggris di Kompetisi Kelas Dua Eropa "

Posting Komentar